Diberdayakan oleh Blogger.
Popular News [ View all Popular News ]

Latest Updates

Senin, 20 Desember 2021

HIKMAH PENGIMBASAN

Hikmah Pengimbasan


AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten.

Materi yang dipahami adalah konsep dasar literasi dan numerasi. Hal yang dilakukan untuk lebih memahami materi adalah membaca, mencermati, menelaah setiap informasi baik berupa informasi visual ataupun audio pada modul.

Materi yang ingin didalami lebih lanjut adalah penerapan literasi numerasi di sekolah dasar secara berkelanjutan. Materi literasi numerasi perlu diterapkan secara berkelanjutan agar kemampuan atau kecakapan dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan meliputi pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan perilaku positif bisa benar benar tercermin dalam kehidupan sehari hari. Hikmah yang didapat : Literasi dan numerasi yang baik menurut akan menyelamatkan pelajar di masa depan yang belum jelas akan seperti apa. Jika tingkat literasi dan numerasi nasional hari ini masih rendah. Padahal selain untuk beradaptasi, kemampuan dasar ini juga akan membentuk sikap kritis pada pelajar. Di dalamnya saling dikembangkan praktik baik dalam pengembangan literasi numerasi di sekolah.
Hikmah pengimbasan yang saya rasakan dari adalah saya menjadi lebih mengerti dan paham akan pentingnya pembiasaan membaca yang berkaitan dengan literasi dan numerasi karena literasi dan numerasi erat kaitannya dengan kehidupan dan perkembangan siswa.

Materi yang di pahami tentang Numerasi dan Literasi yang di lakukan untuk mengetahui materi Numerasi dan Literasi yaitu mendaftar dan mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang Numerasi dan Literasi. Dari materi yang sudah di pelajari materi Literasi yang harus di dalami karena literasi bukan hanya bisa mendengar ataupun membaca tetapi bisa menyimak. Mengapa materi menyimak ingin di dalami karena banyak yang bisa membaca tetapi belum mampu untuk menyimak.

AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten.

Minggu, 06 November 2016

Go-TreX Community Lulus Bundelan Hills

Minggu, 6 Nopember 2016.
Pagi itu sekitar pukul 5.30 WIB dengan agak tergesa gesa ku pancal Si Item Dominate ke arah barat untuk bertemu dengan senior-senior di titik kumpul pertigaan Bulu, Cawas, Klaten. Telah menanti dengan sabar para seniorku Komandan Go-TreX Community Pak Agus Suprihatin, Pak Dokter catur sang inspirator sekaligus bos nya Go-treX, Pak Sugeng ( tumben sendirian gak bersama Pak Broto, jagoan speed), Pak Dodo (Wakil Komandan Go-TreX), Pak Bagyo ( masih setia dengan sepeda Balapnya), Bahrudin ( Si Kecil Lincah yang jago tanjakan, saking ringannya malah gak pake genjot, maburr kaleee). Saya yang paling akhir gabung, dengan sedikit cengengesan karena terlambat datang (biasanaya alasan klasiknya muncul " ketiban pupu" kata Pak Yoto).
Langsung tanpa banyak ba bi bu, biasanya sih pake acara salam-salaman biar afdol sekaligus ber haha hihi menyemarakan gowes pagi namun karena sudah agak terlambat kita pun berangkat ke arah selatan. Kemana? sesuai dengan ajakan Pak Bos Dokter, kali ini kita akan mencoba menaklukan Tanjakan Bundelan. Ya..Tanjakan Bundelan. Tanjakan yang belum pernah ku taklukkan ini sengaja di pilih untuk berlatih kekuatan "dengkul" buat nanti nanjak ke Gunung Merbabu via Muntilan. 
Sepeda pelan-pelan di genjot ke arah selatan dari pertigaan Bulu, melewati pertigaan dukuh Jentir mengambil arah lurus ke selatan, kalau ke timur ke arah kiri akan melewati Tanjakan Sambeng ( yang ini dah sering d taklukin walau tetap ngos ngosan juga, teringat mas Mukhlis yang trainning pertama lewat sini. hahahaha). 
Setelah melewati Dukuh Krakitan jalan berbelok ke arah barat  hingga pada pertigaan, bila mengarah ke utara belok ke barat menuju ke arah Makam Pandanaran namun untuk menuju ke tanjakan Bundelan berbelok ke kiri ke arah selatan, Nampak di depan tepat pada awal tanjakan di pertigaan jalan ada pasar pagi (semacam pasar krumpyeng yang ada bila hari pasaran). 
Sebelum memasuki pertigaan, gear belakang telah dipindah ke gigi terakhir (paling gede). Jalan memang sedikit lambat namun ini mungkin trik yang dilakukan mengingat di jalur ini perlu tenaga ekstra untuk mengenjot pedal. Pelan namun pasti, sepeda melaju di sisi kiri jalan. terlihat banyak warga yang juga melakukan jalan sehat di sini. Banyak muda mudi yang terlihat melakukan aktifitas jalan pagi, tak hanya itu, anak kecil, orang tua juga nampak bergandengan menruni jalur terjal ini. 
Tanjakan dan belokan pertama di lewati dengan sedikit adaptasi untuk mengatur nafas. Dari sini bila melihat ke arah utara akan nampak dari kejauhan indahnya persawahan di bawah bukit tancep ini. Sepeda terus di genjot, nampak di depanku para seniorku, Pak Dokter dan Pak Bagyo masih kuat bertahan sedangkan Si Kecil Bahrudin telah ngibrit di depanya lagi. Untunglah setelah tanjakan pertama masih ada jalan yang agak landai untuk sekedar menghela nafas. sedikit demi sedikit jalan mulai menanjak lagi dengan di sisi kiri adalah jurang sedangkan pada sisi kanan adalah dinding bukit. Beberapa penjual makanan kecil ada di sini. Di bawah pohon bambu sedikit ke timur ada warung yang berdiri namun karena masih pagi warungnya masih tutup. 
Jalan terus menanjak mengikuti kontur bukit tancep ini. Terlihat di depan, Pak Bagyo dengan sepeda balapnya masih mencoba bertahan untuk tidak turun. Trik kecil dengan berjalan  zig zag bisa coba dilakukan untuk menghindari terlalu beratnya genjotan (jangan dilakukan pada jalan yang ramai kendaraan, trik ini bisa dilakukan bila tidak ada kendaraan lain yang melintas). Hingga pada tanjakan yang menikung tajam ke kanan, Si Balap Pak Bagyo harus turun dari sepeda (sepedanya gak cocok buat tanjakan pak, hahahaha). sedikit maju ke depan tanjakan lebih ekstrim lagi karena kontur jalannya menikung dan naik yang tajam. Pada Tanjakan ini, beberapa pe sepeda harus lebih keras menggenjotnya namun tetap tenang karena pada tanjakan ini, sepeda seperti mau membalik ke belakang karena roda depan sering terangkat. Jadi berat badan di dipergunakan untuk menahannya dengan memajukan posisi badan ke depan (maklum bukan versi balap yang dlosor ke depan tapi model MTB yang di modif untuk jalan aspal). Beberapa senior  d belakangku yang "mungkin"sudah sepuh harus turun menuntun sepedanya karena sepedanya terus "njondil-njondil" sambil ngos ngosan, Pak Sugeng, Pak Dodo, Pak Komandan juga terpaksa TTB. 
Genjot dilanjut untuk beberapa saat (gak tau jaraknya berapa meter totalnya, mungkin 1 KM), setelah melewati jalan menikung dan naik akhirnya sampailah di batas fnish jalur Bundelan Hill ini. Lega rasanya bisa menaklukan jalur ini yang kemarin belum terbayangkan bisa lulus tanjakan karena fisik belum fit bener karena paha masih "njarem" ketika kemarin buat lomba volly. 
Di bawah Gapura Bundelan Hill telah nampak Pak Dokter yang sudah finish duluan bahkan Si Kecil Bahrudin malah dah naik ke dinding bukit buat memphoto kita yang masih ngos ngosan naik. Setelah semua berkumpul ( cuma ber 7 dari 16 anggota), untuk mengenang atas "lulus" nya tanjakan bundelan maka moment yang indah ini di abadikan dalam karya gambar photo. (karya, hahahha). Photonya gak lengkap memang karena gak ada yang jdi photografer, semua baru berkonsentrasi untuk menaklukan tanjakan ini. Inilah sedikit kenang-kenangan kami waktu itu.
Kami Lulus Brooo

Hosss...Hosssss.... Lanjuuuttt

kretegggg....kreteggg....hekkgh...kuaaattttt

Jozzzzz... Lulus dengan sempurna

Besuk sepedanya di servis dulu pak, hehehe

Senyum Kemenagan Pak Dokter...hehehehe

Si Kecil Lincah... 

Power Ranges, hahahaha
Salam Gowes Go-TreX Community. Satu Sepeda Sejuta Saudara

Minggu, 03 Mei 2015

Go TreX Community - 1 Sepeda sejuta saudara

Gowes pagi ini ke arah barat, tepatnya di Kota Klaten, Star dari Base camp Gandul pukul 6.00 WIB. Jalan yang dilalui jalur datar karena ingin mengistirahatkan dengkul katanya, makanya tidak lewat Gunung Pegat di timur Rowo Jombor, tetapi melewati jalan Bayat- Wedi di selatan jalur ke Makam Sunan Pandanarang Bayat Klaten. Dari Bayat belok kiri lurus ke utara sampailah di Jalan Pemuda Klaten, di jalan Pemuda ini lah Car Free Day Kota Klaten di gelar, sedikit menyempatkan waktu untuk istirahat maka tak lupalah gowes kali ini untuk narsis selfie, wkakakakaka,
Daaaaaan, inilah sebagian photo yang berhasil ke jepret walo tak nampak keramaian di CFD nya minimal yang barusan selfie sama polwan yang manis bisa buat kenangan, hahahaha
Caiyoooo,...
selfie dulu didepan air mancur

Narsis di depan Pemda Klaten

Nambah narsis e

Ikut Narsis juga 

Gaya miring sri

Sumuk liat lautan manusia

Ini gaya apa coba?

Bang Udin tetep cool 

Komandan didampingi  2 yunior

Pinggir kiri selak jagong

Oeeee, acu cuat alloy


Bikin Hati Senang

Oentoe
Kenapa setiap orang melihat melihat orang yang tersenyum hatinya senang? bahkan orang yang tersenyumpun hatinya juga senang. Ya, inilah Oentue (baca:untu) adalah gigi dalam bahasa jawa. Sesederhana itu kata Oentoe namun banyak mengandung arti. Inilah deretan Oentoe untuk anda cerna, tersenyumkah anda?




































Btw diantara deretan gigi yang diatas mana sih yang sehat? hehehe, kasih comment dunk

Minggu, 26 April 2015

Tanjakan Perbatasan DIY - Jawa Tengah

Tak terasa hampir 3 bulan ikut gowes bersama Weru Gowes Community. Gowes bersama di setiap akhir pekan di hari minggu pagi rata-rata menempuh sekitar 20-30 km dengan mengitari jalur perbatasan Jawa tengah - DIY. Jalur yang berbukit dengan kontur naik turun memang banyak dijumpai di perbatasan ke dua provinsi ini. Jalan yang berliku, naik turun namun dengan aspal yang mulus cocok digunakan sebagai sarana menyegarkan badan bagi goweser-goweser STW ( baca: setengah tuwo) ini. Udara segar  disepanjang perjalanan serasa kembali ke alam segar, sangatlah cocok digunakan untuk berolahraga menjaga kebugaran tubuh.
Ada 4 jalur gowes yang cukup menantang dengan jalan yang cukup tajam menanjak dari arah utara diperbatasan ke dua provinsi ini. Dari sebelah timur, setelah pasar Watukelir terus lurus ke selatan  ke arah Kecamatan Manyaran ada jalur menanjak yang cukup berliku walaupun belum tajam. Tanjakan ini dinamakan Tanjakan Sarehan, karena memang masuk ke wilayah dukuh Sarean yang berada dibawah Makam Ki Joko Tingkir. Tanjakan ini agak curam bila namun ada beberapa spot yang agak landai untuk dapat sekedar mengambil napas sekedar meringankan beban lutut. Jalur yang pertama ini bisa lanjut ke arah timur ke Waduh Gajah Mungkur Wonogiri setelah melewati Kecamatan Manyaran, lanjut ke ke arah timur di Kecamatan Wuryantoro. Bila ingin jalan memutar  ke arah Semin, Gunungkidul bisa ke arah selatan dari Tugu Manunggal  Manyaran di sebelah timur SMPN 1 Manyaran belok kanan. Di jalur ini kontur jalan agak lumayan karena ada tanjakan dan tikungan irung petruk.
Jalur ke 2, yaitu dari pertigaan Tugu Rilex, Gaden, Weru, Sukoharjo ke selatan melewati perbatasan Jateng - DIY di desa Candi, disini rekan-rekan goweser dapat mengunjungi Candi Risan, dengan mengambil arah kiri ke timur dari Pasar Candi, bila lanjut gowes ke selatan, langsung dihadapkan pada jalur menanjak lurus yang cukup panjang, ini namanya jalur Krikilan. Jalur ini kurang menantang namun cukup membuat ngos-ngosan karena cukup panjang menanjaknya
Jalur ke 3 adalah jalur dari perbatasan Klaten paling timur ke arah Gunungkidul. Jalur ini hanya sekitar 200 meter namun cukup terjal untuk dilewati. Jalur menuju ke Kecamatan Ngawen dari arah dukuh jenthir ke arah timur ini ini disebut Jalur Watu belah atau jalur sambeng karena berada di bawah pasar sambeng. Cukup tajam dengan kemiringan 40 derajat.
Jalur ke 4 adalah jalur yang paling ekstrem bagi goweser stw ini. Namanya jalur Bundelan. Jalur ini berada di Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen. Jalur ini bisa ditempuh dari jalan cawas-bayat atau dari jenthir-bayat belok ke selatan ke arah dukuh Tancep. Tanjakan Bundelan ini agak berliku-liku dengan sedikit jalan landai dan mempunyai tikungan menanjak yang cukup tinggi. Rata-rata mempunyai derajat kemiringan diatas 40 derajat. Ditengah-tengah jalur tanjakan sempatkanlah berhenti sebentar karena dari tempat ini, bisa melihat pemandangan jauh ke utara, ke kota kecil cawas maupun ke arah sukoharjo, dibawah pohon bambu juga ada semacam warung yang menyediakan minuman dan bakso sekedar menghilangkan sedikit kehausan bila menanjak ke jalur ini. Jalur ini ke selatan terus akan mencapai pertigaan bila ke lurus ke barat akan menuju ke Kecamatan Nglipar dan selanjutnya bisa ke obyek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Pathuk Yogyakarta atau ke terus ke selatan ke kota Wonosari untuk menuju ke pantai selatan bisa ke Pantai Baron, Pantai Indrayanti, Pantai Kukup atau Pantai Ngobaran. Oh iya jalur ke selatan bisa juga ke Goa Pindul Karangmojo. namun bila ke kiri akan kembali ke arah kecamatan Ngawen, Gunung Kidul.
Masih ada 1 lagi jalur yang cukup terjal untuk ditaklukan. Namun jalur ini kurang terkenal karena jalur ini bukan jalur jalan raya karena merupakan jalan desa, namun jalur ini telah diaspal hotmix hingga ke perbatasan Sukoharjo-Wonogiri. Jalur ini lumayan ekstrem karena mempunyai kontur jalan yang terus menanjak sampai di dukuh Pule Desa Karangmojo, Weru, Sukoharjo. Bila ingin merasakan tanjakan ini, para goweser dapat mengambil jalur antara Weru-Watukelir belok ke timur, tepatnya di Plengehan, Desa Alasombo, dari sini terus ikuti jalan aspal satu-satunya ke arah timur, setelah melewati tanjakan yang panjang, lalu ada sedikit turunan lalu naik lagi melewati jalan didekat makam. Dari pertigaan dukuh Pule ini, goweser dapat memilih jalur utara (ke kiri) melewati SD Alasombo 03 ke kanan sampai dengan ke Pasar Sanggang atau ke utara (ke kanan) melewati jalan cor beton, melewati pinggir sawah dan naik ke atas jalan raya Tawangsari - Manyaran.
Nah, inilah jalur-jalur yang kita lewati oleh para goweser Weru Gowes Community di setiap minggu pagi. Bagaimana ? anda berminat mencobanya? hehehehe, Salam Gowes

Sabtu, 25 April 2015

Pokoknya Gowes

Pokoknya Gowes. Awak sehat Ati Tentrem

Mengamati Indahnya Waduk Gajah Mungkur Wonogiri 
Gowes jalur bukit Semin - Watukelir trip Weekend

Mampir di Obyek Wisata Goa Pindul Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul

Numpang ngintip di kali Oya Goa Pindul

Habis Sarapan Soto Kwali Maknyus di Pasar Cawas

Kamis, 19 Maret 2015

Weru Gowes Community

Selamat malam guys, setelah sekilan lama tenggelam di dunia OPS (Operator Sekolah), jiwa ini terpanggil untuk memulai lagi mengisi hari-hari yang telah lama hilang. Sekian lamanya, ternyata baru kesampaian untuk menumpahkan uneg-uneg untuk sekedar berbagi dengan sesama bloger, yah,...4 tahun adalah waktu yang lama untuk memulai kembali dengan dunia blog.
Untuk posting pertama ini, aku ingin menyertakan dunia baru yang bikin aku setiap week end selalu ketagihan. yups,.. gowes! Olahraga menggenjot pedal untuk menggelindingkan si hitam maxxis detonator menanjak sepanjang bukit-bukit di pegunungan kapur selatan (baca : gunung kidul) semakin menggairahkan. Udara yang segar dan pemandangan yang asri semakin menggairahkan saja untuk terus genjot dan genjot. Dan.... inilah beberapa hasil jepretan ponsel yang mengabadikan gowes pagi ini.
Oh yaa, perlu ditambahkan, para goweser yang tergabung dalam Weru Gowes Community ini dari beragam profesi, ada pak Dokter yang jadi Bos nya, ada Pak Guru, ada Pak Kepala Sekolah, Ada pak Dosen, pokoknya semua ada. Bahkan kami siap membimbing bagi rekan-rekan yang ingin berpartisipasi dalam group ini untuk menjadi anggota tanpa biaya alias gratis.