Tak terasa hampir 3 bulan ikut gowes bersama Weru Gowes Community. Gowes bersama di setiap akhir pekan di hari minggu pagi rata-rata menempuh sekitar 20-30 km dengan mengitari jalur perbatasan Jawa tengah - DIY. Jalur yang berbukit dengan kontur naik turun memang banyak dijumpai di perbatasan ke dua provinsi ini. Jalan yang berliku, naik turun namun dengan aspal yang mulus cocok digunakan sebagai sarana menyegarkan badan bagi goweser-goweser STW ( baca: setengah tuwo) ini. Udara segar disepanjang perjalanan serasa kembali ke alam segar, sangatlah cocok digunakan untuk berolahraga menjaga kebugaran tubuh.
Ada 4 jalur gowes yang cukup menantang dengan jalan yang cukup tajam menanjak dari arah utara diperbatasan ke dua provinsi ini. Dari sebelah timur, setelah pasar Watukelir terus lurus ke selatan ke arah Kecamatan Manyaran ada jalur menanjak yang cukup berliku walaupun belum tajam. Tanjakan ini dinamakan Tanjakan Sarehan, karena memang masuk ke wilayah dukuh Sarean yang berada dibawah Makam Ki Joko Tingkir. Tanjakan ini agak curam bila namun ada beberapa spot yang agak landai untuk dapat sekedar mengambil napas sekedar meringankan beban lutut. Jalur yang pertama ini bisa lanjut ke arah timur ke Waduh Gajah Mungkur Wonogiri setelah melewati Kecamatan Manyaran, lanjut ke ke arah timur di Kecamatan Wuryantoro. Bila ingin jalan memutar ke arah Semin, Gunungkidul bisa ke arah selatan dari Tugu Manunggal Manyaran di sebelah timur SMPN 1 Manyaran belok kanan. Di jalur ini kontur jalan agak lumayan karena ada tanjakan dan tikungan irung petruk.
Jalur ke 2, yaitu dari pertigaan Tugu Rilex, Gaden, Weru, Sukoharjo ke selatan melewati perbatasan Jateng - DIY di desa Candi, disini rekan-rekan goweser dapat mengunjungi Candi Risan, dengan mengambil arah kiri ke timur dari Pasar Candi, bila lanjut gowes ke selatan, langsung dihadapkan pada jalur menanjak lurus yang cukup panjang, ini namanya jalur Krikilan. Jalur ini kurang menantang namun cukup membuat ngos-ngosan karena cukup panjang menanjaknya
Jalur ke 3 adalah jalur dari perbatasan Klaten paling timur ke arah Gunungkidul. Jalur ini hanya sekitar 200 meter namun cukup terjal untuk dilewati. Jalur menuju ke Kecamatan Ngawen dari arah dukuh jenthir ke arah timur ini ini disebut Jalur Watu belah atau jalur sambeng karena berada di bawah pasar sambeng. Cukup tajam dengan kemiringan 40 derajat.
Jalur ke 4 adalah jalur yang paling ekstrem bagi goweser stw ini. Namanya jalur Bundelan. Jalur ini berada di Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen. Jalur ini bisa ditempuh dari jalan cawas-bayat atau dari jenthir-bayat belok ke selatan ke arah dukuh Tancep. Tanjakan Bundelan ini agak berliku-liku dengan sedikit jalan landai dan mempunyai tikungan menanjak yang cukup tinggi. Rata-rata mempunyai derajat kemiringan diatas 40 derajat. Ditengah-tengah jalur tanjakan sempatkanlah berhenti sebentar karena dari tempat ini, bisa melihat pemandangan jauh ke utara, ke kota kecil cawas maupun ke arah sukoharjo, dibawah pohon bambu juga ada semacam warung yang menyediakan minuman dan bakso sekedar menghilangkan sedikit kehausan bila menanjak ke jalur ini. Jalur ini ke selatan terus akan mencapai pertigaan bila ke lurus ke barat akan menuju ke Kecamatan Nglipar dan selanjutnya bisa ke obyek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Pathuk Yogyakarta atau ke terus ke selatan ke kota Wonosari untuk menuju ke pantai selatan bisa ke Pantai Baron, Pantai Indrayanti, Pantai Kukup atau Pantai Ngobaran. Oh iya jalur ke selatan bisa juga ke Goa Pindul Karangmojo. namun bila ke kiri akan kembali ke arah kecamatan Ngawen, Gunung Kidul.
Masih ada 1 lagi jalur yang cukup terjal untuk ditaklukan. Namun jalur ini kurang terkenal karena jalur ini bukan jalur jalan raya karena merupakan jalan desa, namun jalur ini telah diaspal hotmix hingga ke perbatasan Sukoharjo-Wonogiri. Jalur ini lumayan ekstrem karena mempunyai kontur jalan yang terus menanjak sampai di dukuh Pule Desa Karangmojo, Weru, Sukoharjo. Bila ingin merasakan tanjakan ini, para goweser dapat mengambil jalur antara Weru-Watukelir belok ke timur, tepatnya di Plengehan, Desa Alasombo, dari sini terus ikuti jalan aspal satu-satunya ke arah timur, setelah melewati tanjakan yang panjang, lalu ada sedikit turunan lalu naik lagi melewati jalan didekat makam. Dari pertigaan dukuh Pule ini, goweser dapat memilih jalur utara (ke kiri) melewati SD Alasombo 03 ke kanan sampai dengan ke Pasar Sanggang atau ke utara (ke kanan) melewati jalan cor beton, melewati pinggir sawah dan naik ke atas jalan raya Tawangsari - Manyaran.
Nah, inilah jalur-jalur yang kita lewati oleh para goweser Weru Gowes Community di setiap minggu pagi. Bagaimana ? anda berminat mencobanya? hehehehe, Salam Gowes
Minggu, 26 April 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar